Berkarakter?? menurut anda apa itu karakter? Kl boleh
diringkas, karakter itu seperti Umar dan Abu Bakar As -sidiq, atau seperti
Asma? Dan contoh manusia paling berkarakter bisa saya bilang Muhammad SAW.
Mereka kan manusia langit. Ok, saya beri contoh lagi. Soekarno, Cut Meutia, Kartini,
Habibie, Soe Hok Gie, Che Guevara. Siapa lagi? ibu kita Ustdah Yoyoh Yusroh,
Ustad Fathi Yakan, Hasan Al-Banna, Sayyid Quthb, Sa'id Hawwa, Abdurahman Wahid,
Ustad Lutfi H. Ishaq. masih kurang? ok satu lagi, dan Ibu Bapak ku. hehehe
Kemudian begini, ketika kita memliki ide untuk berbuat
sesuatu, bagaimana menyebarkan virus ide tersebut kepada orang lain? Lalu
bagainama seorang Eko Presetyo dapat “pengikut” dari ide-idenya tersebut? Bisa
jadi berawal dari menulis. Akifitas menulis nyatanya memberikan efek yang luar
biasa. Lihatlah Aidh Al Qarni yang sukses menciptakan buku La Tah Zan, saat itu
ia menulis buku tersebut dibalik jaruji.
Efeknya banyak orang yang terobati dengan nasihat di bukunya. Yusuf
Mansur misalnya, dalam bukunya yang judul Mencari Tuhan yang Hilang, yang
menjadi best seller, tentang hakikat hidup dan kehidupan. Begitupun
dengan Pramoedya Ananta Toer menuliskan novel juga dari balik jeruji.
Mereka adalah sosok yang berkarakter. Sejatinya mereka
menyalurkan kegundahan yang mereka rasakan untuk membangun tatanan sosial yang
baru. Yang mengintegrasikan pada keadilan dan mensejahterakan. Memang tidak semudah membalikan tangan.
Menjadi PR bersama yang tak dapat di biarkan. Untuk itu tugas kita (baca :
Pemuda) kembali menorehkan catatan emas untuk bangsa ini dengan menjadi pemuda
yang memiliki karakter. Untuk menyebarkan virus itu salah satu yang bisa
dilakukan adalah dengan menulis.
Menulis tidak hanya bermodalkan buku dan pena saja, atau
laptop saja. Itu hanyalah sarana saya kira. Tetapi menulis membutuhkan
idealisme dan identitas, intelektualitas yang mumpuni untuk bisa diterima di
banyak kalangan. Bagaimana kita membaca permasalahan di tataran sosial kalau
belum memiliki intelektualitas yang kuat. Intelektualitas disini dapat ditinjau
dari segi kemampuan memecahkan problematika, kemampuan menyalurkan ide. Untuk
itu tidak bisa dipisahkan dengan aktifitas membaca. Karena dengan membaca kita
memiliki data kongkrit bagaimana sepak terjang mereka untuk memecahkan masalah
dalam buku-buku yang mereka ciptakan.
Ada satu kalimat yang masih saya ingat saat mengikuti
Stadium General FKAPMEPI DIY kemarin, di sampaikan dalam sambutannya Pak Imam,
yang sangat menginspirasi saya dan bisa jadi termasuk diri anda, begini: -maaf
kalau ada kekeliruan-
Kaum muda, lahir dari rahim peradaban
degup jantungnya adalah kegundahan, nafasnya adalah
perbaikan
Maka aktifitasnya adalah perubahan
0 komentar:
Posting Komentar