Terimakasih dengan pembicaraan malam ini. Maaf ya, ternyata
aku banyak lubang, tidak sesempurna yang dirimu kira. Kamu mungkin kecewa,
tersinggung, marah, kesal. Birakan itu keluar, meledak, meluap – luap, jangan
terlalu lama, biarkan dia menguap, hilang. Kawan, aku tidak mungkin membencimu
setelah banyak kebaikan yang kamu persembahkan buatku. Setelah banyak cerita
tentang kebersamaan kita. Setelah banyak waktu yang kita lalui. Apalagi berfikiran
balas dendam.
Maaf kalau aku kadang telat balas pesan –pesan yang mungkin sedang
kamu tunggu, dan bahkan aku lupa untuk membalas pesan mu. Sampai kamu harus
berulang kali mengirimi aku pesan yang sama. Kamu bilang aku terlalu cuek, tapi
yakinlah aku tidak melupakankanmu kawan. Buktinya, aku mau memenuhi undanganmu malam
ini. Hanya saja, kadang aku ga bisa bilang apa – apa kalau undah ketemu,
padahal sudah ada banyak hal yang terancang untuk diungkapkan. Makanya aku
lebih suka balas lewat sms. Maaf ya.
Aku masih ingat, pertama aku liat dirimu dikosku. Dan entah
kejadian apa, akhirnya allah memperkenalkan kita. Hingga akhirnya dirimu bisa
cerita dan kita punya cerita. Dirimu memasuki duniaku dengan baik, tapi maaf
ternyata aku belum bisa memasuki duniamu. Kamu tanya kenapa? Jawabannya sudah
aku jelaskan malam ini. Aku hanya ingin kita yang sederhana. Berteman dengan
sederhana. Menjadi pengingat dengan cara yang sederhana. Tidak, aku tidak mungkin
memintamu seketika ini juga. Kan bukan superman atau poweranges to. Pelan –pelan,
berproses saja. Masih canggung ya. Gapapa, yang penting nikmati prosesnya. Kalau
dirimu bisa masuk duniaku, mesti kamu bisa menjalani proses ini. J
Kata ustad Salim, semakin kita dekat dan mengenal manusia
semakin banyak kita lihat compang –camping disana – sini. Itulah bedanya kita
dengan Nabiallah Muhammad, semakin kita mengenal beliau semakin nampak kesempurnaan
yang kita dapatkan.
Kawan, ga usah risau. Ini ga ada kaitannya dengan masalah
kepercayaan. Hanya sikap saja. Aku masih percaya dirimu. Kalau rasa – rasanya beban
masih berat banget. Coba yuk tengok seberapa dekat kita dengan Allah. Aku pernah
baca, diblognya inspirator (hehehe). Katanya itu gini. “Kalau kita merasa futur,
tanyakanlah seberapa dekat kita dengan Tuhan.” Mungkin ada semacam garis
sinergisitas kali ya.
Eh, eh. Sekali lagi, terimakasih ya. Acara makan berdua malam
ini sempurna menyenangkan. Janggungnya enak, ditambah coklat panas yang cukup
memaniskan suasana. Semalem dirimu nginap di Tazki to. Kalimat terakhir aku
persembahkan dari sang inspirator buat mu. Semoga kita bisa sedari nol lagi.
Bismika ya Allah, izinkan hamba merestart semua. Semua hidup hamba. Kembali sedari nol. Nol seperti dulu. Ya Allah, bantu hamba untuk merestart semua. Semua hidup hamba. Kembali sedari nol. Nol seperti dulu. Ya Allah, jaga hamba dalam merestart semua. Semua hidup hamba. Kembali sedari nol. Nol seperti dulu. Ya Allah, istiqamahkan hamba selepas merestart semua. Semua hidup hamba. Kembali sedari nol. Nol seperti dulu.
Setelah semuanya, hidupkan dan matikan hamba bersama-Mu.
6 komentar:
Yg msh mngganjal,, mang'a slma ni tuh kita ngpain e?
Mpe kita harus menyederhanakan.... wkwkwkwkkw
wkwkwkwk,, ya gitu dehhh....
Tuh kan... kakak curang....
kembali ke nol...emang bisa ya?...
emang bisa ya kembali ke nol?
bisa dong,,, liat aja di TV kl abis lebaran "semoga kita kembali bersih kepada yang fitri"
dari nol to...
Posting Komentar