Menjadi anak mamak berarti memilih sikap setegar karang. Menjadi
anak mamak berarti ketegasan dan tak tunduk pada keadaan. Setahuku, tak pernah
aku lihat mamak mengeluh atau sekedar berkata capek. Ah, mungkin memang tidak
ada lagi waktu untuk mengeluh. Sebagaimanapun keadaan kami.
Kejadiannya berawal semenjak mamak kenal dengan bang Idam. Bang
idam menawari mamak untuk menjadi salah satu investor diproyek pembangunan
sebuah resident di Sumatra. Mamak adalah seorang pembisnis. Meski tidak besar. Sejak
saat itu bang Idam dan istrinya sering bertamu ke rumah. Paling tidak dua kali
dalam seminggu. Menjelaskan bagaimana proyek itu dijalankan. Perangainya baik, ramah,
dan sering sekali membri hadiayah buat kami. Tiga hari sebelum lebaran bang
Idam mengirimkan parcel kerumah kami. Aku tidak terlalu dekat, karena waktu itu
aku sekolah Sma di luar kota. Aku dengar dari cerita adeku Pipit.
Aku baru kenal setelah liburan lebaran. katanya, keuntungannya akan dibagikan sesuai hukum syariah. Pekerjaan selama kurang lebih satu tahun. Aku dengar sepotong – potong, saat aku keluar membawakan Teh ke ruang tamu. Tapi aku pastikan, garis besar pembicaraan mereka adalah tetang dana investor tersebut. Jelas benar wajah mamak menunjukan kesediaannya. Semangat sekali mamak menceritakan proyek residen ini waktu aku pulang. Kata mamak, investasi ini akan jadi tabungan untuk sekolah pipit dan tabungan haji. Aku ikut senang dan jelas senang sekali.
Aku baru kenal setelah liburan lebaran. katanya, keuntungannya akan dibagikan sesuai hukum syariah. Pekerjaan selama kurang lebih satu tahun. Aku dengar sepotong – potong, saat aku keluar membawakan Teh ke ruang tamu. Tapi aku pastikan, garis besar pembicaraan mereka adalah tetang dana investor tersebut. Jelas benar wajah mamak menunjukan kesediaannya. Semangat sekali mamak menceritakan proyek residen ini waktu aku pulang. Kata mamak, investasi ini akan jadi tabungan untuk sekolah pipit dan tabungan haji. Aku ikut senang dan jelas senang sekali.
Tiga bulan berlalu. Aku dapat kabar mengejutkan dari pipit. Siapa
sangka, Bang Idam, teman sekolah mamak. Orang
yang disangka baik, yang member tawaran
begitu manis tetang proyek resident. Yang
membuat mamak merevisi semua planning nya. Tega menipu mamak. Ibu sekaligus
ayah untuk kami, kedua anaknya. Membohongi ibu yang teramat kami cintai. Mamak tidak
pernah menceritakan apapun semenjak saat itu. Hanya sesekali kerut di dahinya
mengeryit terlalu dalam.
Kepulanganku setelah lebaran kemarin, aku langsung memeluk
mamak. aku rasakan pipiku mulai menghangat. Tak berani aku melihat wajah mamak.
kemudian mamak meraih pundakku dan berkata. Semuanya baik – baik saja. Selesaikan
yang menjadi kewajiban mu. Jangan risaukan. Akan ada banyak cahaya diatas
cahaya.
aku pulang sabtu dan ahad aku harus kembali lagi. Karena senin
aku sudah harus kembali sekolah. sebelum aku kembali. Aku genggam tangan mamak.
rasanya tak akan pernah aku lepaskan. Aku ingin ada disamping mamak saat ini. Aku
tahan agar jangan sampai air mataku tumpah. Bus yang kutumpangi mulai menderu,
berpacu dengan asap jalanan. Membawaku kembali ke kota.
Aku tahu. Alalh tidak pernah lalai dengan hambanya. Akan ada
banyak cara bagi allah untuk mencintai hambanya dengan caraNya. Menjadi anak
mamak adalah karunia terindah bagi kami. Menjadi anak mamak menjadikan aku
belajar tetang apa itu makna iklas, apa itu tegar dan bekerja keras. Aku selalu
merasakan lembutnya kasihmu mamak.
Aku tahu akan ada banyak cahaya di atas cahaya. Ya allah,
lindungilah mamak dimanapun ia berada. Kuatkan pundaknya untuk memikul
amanahMu. Tegapkan langkahnya dengan ridho Mu. Allahuma fighri waliwali daiya warhamuma kamma
rabbayani shaghira.
fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi fiksi
1 komentar:
Bakat jadi penulis dan pendongeng mbak...he
Posting Komentar