Hari itu belum pagi benar, disekitar pohon – pohon masih
menyisakan gelap. Diantara kegelapan ada seekor anak singa mengendap endap
mengintai kumpulan kijang yang sedang berkumpul di padang rumput. Dari belakang
anak singa, ada seekor singa besar meraum berlari mendekati anak singa. Seketika
itu pula, anak singa tersebut menghentikan pengintaiannya dan berlari mendekati
singa besar. Rupanya itu adalah peringatan induknya agar menjauh dari tempat
yang bukan kekuasaannya. Itu adalah insting penjagaan induk singa, agar anak –
anaknya selamat dan memahami hingga batas mana yang boleh dijelajahi.
Lain lagi dengan cerita berikut. Kau tahu hewan dengan
tingkat kecedasan tinggi? Salah satunya adalah lumba – lumba. Hewan yang diakui
bisa diajak berkomunikasi dengan manusia. Karenanya lumba – lumba dijadikan
hewan pintar dalam sirkus maupun ilmuan untuk bisa dilatih mengerjakan yang
diperintahkan manusia. Hasilnya menakjubkan.
Berbagai kode yang diajarkan dapat dimengerti oleh lumba – lumba dengan tingkat
kesalahan rendah. Wow…
Seekor hewan tanpa dianugerhi akal pikiran saja dapat memahami kode perintah dan larangan dengan sangat baik. Seharusnya memahamkan seseorang yang dianugerahi akal dan agama lebih mudah dari mengajarkan anak singa dan lumba – lumba. Anehnya, kebanyakan yang terjadi justru sebaliknya.
Kata Ya, Tidak dan HENTIKAN bukankah jelas – jelas memiliki
makna yang berseberangan? #Ga habis pikir #Sorry, I don’t care
1 komentar:
Apa yg mbak katakan bisa jd benar,tp bisa jg mengambil pelajaran dr sudut yg berbeda,
Maksud ane begini,karena manusia tu d karuniai akal justru manusia harus bisa bersikap lebih baik dr si anak singa,tp perlu jg dilihat bahwa harus lebih baik dari induk singa,harus lebih sabar,harus lebih bisa memahamkan,jangan justru d tinggalkan tp tetaplah pembinaan d utamakan,just share lho mbak...he
Posting Komentar