
Kamis, 5 maret 2011
Assalamualaikum .,.,
“Ya allah, aku hanya ingin menjadi manusia baik, dengan perilaku yang baik dan bersama manusia-manusia baik. Keluarkan apa yang tidak berhak menempati tubuhku. Aku hanya inginmenjadi aku yang baik. Rabby, aku mungkin bukan hambamu yang sempurna, naun sudilah kiranyakali ini engkau kabulkan doaku” aku sungguh lama-kelamaan tak memahami diriku sendiri. Aku bergelut dengan pikiranku.
Sempat terlintas dibenaku untuk menghindari semua yang ku anggap miliku. Karena aku tak sanggup megendalikan keinginanku. Sering aku terjebak dalam lingkaran yang kubuat sendiri. Aku sungguh ingin keluar. Menganggapnya istimewa adalah satu kesalahan yang sering aku buat. Namun tak bisa juga aku menganggap biasa saja. Seperti kaset yang diputar berulang, kilas balik membentuk luka yang mulai purna kini semakin menganga. Wahai pemilik setiap hati, bersihkanlah hati ku kembali. Jdikan aku sebagai manusia suci, setidaknya itu lebih baik untuk ku.
Sakit rasanya menjadi yang tahu setelah ternyata semua telah tahu. Setidaknya, lebih baik aku tak tahu sedikitpun. Seperti mereka yang selalu diliputi rasa suka, haha hihi tak mau tahu urusan yang lain. Berjalan santai saja meski yang lain susah payah mempertahankan rantai ‘kebenaran’. Perjalanan yang mengalir seperti yang lain. Dan ketika harus memilih beda dari yang lain ada konsekwensi yang harus dipikul. Kadang aku lelah lari.
Dia ternyata juga tebang pilih. Sayangnya menyembunyikan yang ditebang, tidak pula menampakan yang dipilih. Heran. Parahnya, aku tahu yang ditebang dan dipilih dari tempat yang tak pernah aku sangka sebelumnya. Tragis.
Sudahlah, ketika tidak lagi nyaman maka buang saja. ambil yang bisa bermanfaat cari yang lebih bisa dimanfaatkan. Hahahhaha. Bengis ....
Malam, aku tak sanggup menanggung sendirian. Aku tumpahkan pada bintang tak mungkin, burung selalu bercicit tak bisa diam. Dasar ember. Bulan ada dipihak bintang. Aku temukan disemak belukar daun-daun kering pasti bisa menjaganya, karena toh kalau mereka bicara hidup mereka takan lama, hilang tertelan bumi. Padanya lah aku sob. Aku bicara. Berharap beban segera hilang seperti umur daun kering.
Tak usah aku panjang lebar. Malam ini aku cukupkan. Besok aku harus menemui ustad untuk aku tanyai perangkat ***. Sebelumnya dapat kabar “anda lulus tes”. Kamudian aku foto bareng sebagai tanda bukti aku sudah mewawancarai ustad. Mantap bukan persyaratannya.
Good night sob. Aku masih berdiri dikawah yang bisa racun namun kadang bisa jadi obat. Menanti hilangnya bulan, seburat merah nampak diufuk barat bertanda matahari akan berada diposisinya. Memang kadang mereka berebut wilayah. Dan diwaktu yang lain tak ada yang mau menempati. Tak matahari tak pula bulan.
Everything is posible... so wow.. ^^
[imagena ga nyambung kiki....] | [masalah bwt L..]

0 komentar:
Posting Komentar