Sajak Malam, Saksi Sejarah

Selasa, 01 Oktober 2013

Tetiba saat pemilihan ketua umum.
Permainan palu, pemegang kekuasaan ikut bertalu.
Calon penerus ditampilkan. Bertanya siapa yang akan menduduki kursi nomor satu?
Derap garang pendukung mulai meradang, memboyong kandidat yang digadang – gadang.
Rentetan data, fakta dan analisa dibeberkan. Membongkar quality personal, kinerja, tanggungjawab, hingga independensi diri.
Mekanisme konsolidasi dijalankan, peserta yang memiliki hak bicara saling memaparkan argumentasi. Atas nama perbaikan dan jalan perjuangan, katanya.
Konspirasi apa salahnya, asal hasil tidak hanya berhenti sebagai persuasi retorika belaka. Pengawalan dan langkah kongrit itu yang terpenting.
Ini bukan tentang tirani berikunya, bukan ras bukan warna kulit. Namun kami memilih pemimpin patriotic, berjiwa profetik dan nasionalis negarawan.
Para calon, tak memiliki calo untuk kemenangan. Apalagi politik tekling saling menjatuhkan.
Ini bukan masalah apa siapa dan bagaimana. Tapi ini lebih menyiapkan generasi berikutnya.

Harusnya memang bigini seharusnya?

Bukan begitu kawan?

5 komentar:

Unknown mengatakan...

ya memang begitu seharusnya kawan :-)

Health mengatakan...

good job.. ^__^V

halamannya mbak kiki mengatakan...

@arief : mungkin begitu, mungkin juga tidak...
@health : ^__^

Anonim mengatakan...

semoga generasi sekarang lebih baik dari generasi terdahulu #aamiin

halamannya mbak kiki mengatakan...

amin, harapan itu masih ada. man jadda wa jadda

Posting Komentar