Malam di Sarajevo

Senin, 25 Maret 2013

Malam ini mendung kembali datang. Tidak, hanya mendung. Bukan dengan hujan. Meneduhkan. Membuat suasana diluar terlihat damai menentramkan. Menyenangkan. Cukup membuat udara menjadi dingin.
Aku menghela napas panjang.  Seketika angin menyergap lubang hidung, mengalir ke nasofaring, melewati glottis, trakea, alveoli, kemudian tiba dihatiku.

Membekukan semua perasaan
Mengkristalkan semua keinginan
Malam ini, semua harus usai
#Tere-Liye

Pelan ku masukan tanganku dalam kantung jaket. Dari alun – alun paling besar di kota ini, kalian bisa melihat dengan leluasa pemandangan jalan yang dipenuhi lampu hias ramai persis didepannya, juga pedagang – pedagang makanan tradisional kaki lima. Tenda – tenda ala resto yang dipasang seadanya. Cukup membuat anak – anak dan sanak saudara bisa saling bercengkrama. Tentu yang paling banyak adalah muda –mudi bergerombol dua, tiga atau lebih.  


Diseberang jalan, parkiran kendaraan berjejer rapi. Sepeda motor,mobil, dan kendaraan tradisional, becak. Orang – orang berseragam orange, dengan punggung bergaris hijau muda menyala, sigap menghalau setiap kendaraan yang lewat. Dengan peluit dan tongkat yang menyala merah. Satu petugasnya mengomel – ngomel ke remaja tanggung didepannya, menggerutu, telunjuknya mengacung tepat didepan wajah remaja tanggung itu, tidak jelas betul apa yang di bicarakan. Kemungkinan besar remaja itu petugas parkir baru yang lupa menarik uang parkir dari dua sepeda motor yang barusan pergi.

Aku putar pandanganku di sekitar tempatku duduk, melawati berpasang - pasang mata, berbaur dengan siluet cahaya lampu hias. Menunggu semangkuk bakso yang sedang aku pesan. Deting sendok beradu dengan mangkuk – mangkuk aku dengar dari balik gerobak dagangan bapak paruh baya. Terampil sekali tangannya meracik setiap bahan makanan. Diangkatnya tutup panci dari tempatnya, seketika itu asap mengepul dari balik air yang mendidih dengan aroma bumbu menyeruak keluar bersama angin malam. Membuat keroncongan siapa saja yang lewat.

Malam ini benar – benar tepat. Tepat sesuai perkiraan. Tepat sesuai sasaran. Perayaan kemenangan yang benar – benar tepat. Aku tersenyum puas. To be Continue….

NB:
judul sewaktu - waktu bisa berubah. ^_^

0 komentar:

Posting Komentar