***
Sudah satu tahun tiga minggu kami berteman dan baru kali ini aku benar-benar ingin menjauhinya, tidak dalam arti sebenarnya hanya ingin sendiri sejenak. Kupikir deiyang benar-benar ga ngerti tetang perempuan jatuh cinta, atau jangan-jangan bahkan deiyang tak pernah jatuh cinta??? Oh my god, pikiranku melayang tak karuan.
Pagi ini kepalaku pening bukan main ,,.,. semalam bolak balik aku ganti posisi tapi tak kunjung bisa tidur juga. Krinnnnng.,.,. krinnnnggg,.,.
“Hei ka Zei, gimana kabarnya? Apakah jepang membuatmu ga semat menghubungiku?? Hemmm, aku ga ingin mendengar alasan itu? Aku ingi mendengar cerita tetang jepang, kau sudah jaiji padaku?” semangatku menanyainya banyak hal.
Aku senang k zei masih mengingatku dan kami menjalin hubungan. Bukan sekedar adek dan kakak, tidak juga bersepakat pacaran. Entahlah, aku nyaman dekat dengan nya. Dan perlu dietahui inilah masalah aku dan Dei.
“ok ok, baiklah. Disini sedang musim semi. Apakah kau tahu, bunga sakura ada dimana- mana bahkan diseluruh tembok rumahku,.,.,...” panjang lebar dia bercerita diujung sana.Aku menyimaknya dan ga ingin ada yang terlewat.
“aku merindukanmu, see you later” tutupnya di iringi bunyi klik telephon. Seakan ada yang mengganjal dikerongkngan sana hingga membuaku menahan nafas.
“ia” begitu singkat jawabku. Kurasakan sakura itu membawaku ringan ke langit meski tidak mencapai langit ke tujuh. Benarkah dia juga merindukan ku.,.,
Tak sabar ingin menunggu minggu esok yang tinggal dua hari lagi. “akan ada kejutan untukmu, bukankah kau ulang tahun pada hari itu, selamat ulang tahun ya, jangan lupa berkarya kau tahu usiamu makin sempit” aku ingat tiap baris kalimatnya saat dia mengatakan itu.
Aku bergegas siap-siap berngkat kampus. Ku liahat scedule di kalender, ada note disina. Hemmm, penentuan panitia milad kampus 23 nov pukul 16.00, hari ini ada rapat BEM. Itu berarti aku bakal ketamu Deiyang.
***
Satu jam sebelum rapat. Sekarang aku ada dikantin, duduk dipojok sebelah kanan nomor dua dari belakang tempat duduk faforit ku dengan dei. Deting sendok beradu dengan gelas kudengar dari dalam dapur, mungkin bu Cahyo penjaga kantin sedang membuat kopi kapucino pesananku. Sampai etik ini aku belum ketemu dei. Sudah kukatakan sebelumnya aku sedang tak ingin bertemu dei dan sekarang aku bimbng antara berangkat dan tidak untuk rapat.
Deg, dei datang.
*to be continue*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar